[caretet] Perhiasan perak merupakan salah satu komoditi yang banyak diminati oleh semua kalangan. Baik itu tua ataupun muda sangat menyukai perhiasan perak. Hal ini dikarenakan perak merupakan salah satu logam mulia yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Dan ditambah lagi perak juga bisa dijadikan sebagai alternatif untuk berinvestasi.
Jorong Sonsang merupakan sebuah desa yang mayoritas penduduknya adalah petani, selain itu di sini juga merupakan salah satu tempat yang memproduksi perhiasan perak seperti cincin. Sebelum Boomingnya batu akik di indonesia, umumnya seluruh masyarakat yang laki-laki baik tua ataupun muda meproduksi berbagai macam bentuk ikat cincin.
Namun dengan berjalannya waktu pada tahun 2014 ketika Booming Batu akik membuat perminataan akan batu ikat cincin semakin meningkat, sehingga masyarakat mendapatkan banyak orderan dari pemasok-pemasok di pasaran. Dan hak ini tentu sangat menguntungkan bagi masyarakat Jorong Sonsang.
Ketika Boomingnya batu akik itu ada sebagian masyarakat yang bisa menghasilkan uang dalam satu hari sebanyak Rp 500.000 (lima ratus ribu) bahkan ada juga yang lebih. Bayangkan berapa penghasilan masyarakat dalam satu bulan jika mereka bekerja setiap hari. Masyarakat bisa berpenghasilan bersih Rp 15.000.000 (lima belas juta) dalam sebulan.
Namun pada kenyataannya tentu berbeda dengan fakta dilapangan, hal itu bisa saja berbeda bisa saja lebih dan bisa juga kurang. Namun bagi toke-toke atau pengepul dari perhiasan perak ini tentu hal ini dapat mereka capai dengan mudah.
Dan berikut ini adalah contoh cincin-cincin buatan masyarakat jorong sonsang :
1. Ikat cincin batu akik
1. Ikat cincin batu akik
2. Cincin batu akik
Dari beberapa contoh tadi mungkin ada 1 atau 2 buah cincin yang bersumber dari pencarian google, namun penulis juga berusaha memberikan bayangan kepada para pembaca seperti apa cincin buatan masyarakat Jorong Sonsang.
Dan untuk sekedar kita ketahui, bahwasanya cincin-cincin buatan masyarakat ini sudah memasuki pasar-pasar Internasional, akan tetapi melalui agen-agen yang memasarkan produk tersebut. padahal apabila masyarak Jorong Sonsang bisa bersatu tentu mereka akan dapat menguasai pasar dengan sepenuhnya.
Akan tetapi dalam pembuatan cincin perak ini mereka memiliki toke-toke atau pengepul yang berbeda-beda. Padahal pengepul-pengepul ini juga merupakan masyarakat asli Jorong Sonsang dan pengepul ini lah yang menjual ke agen-agen yang ada di Kota Bukittinggi dan Padang. Jika saja mereka bersatu dan bersama-sama memikirkan strategi dalam memasarkan produk mereka tentulah ini akan menghasilkan suatu Industri yang besar.
Menyatukan pemikiran itu merupakan hal yang sangat sulit, dan Mungkin hal ini lah yang menjadi kedala yang dihadapi oleh masyarakat Jorong Sonsang.
Setelah selesainya Booming Batu akik, pasar dari Ikat cincin ini seperti menghilang dari peredaran. Selama satu tahun tidak satu pun agen-agen di pasaran yang mau mengambil produk dari pengepul. Dan alhasil beberapa pengepul menjadi bangkrut karena tidak adanya perputaran uang dari penjualan produk.
Dan pada bulan Mei 2017 beberapa agen sudah memesan ikat cincin sudah kembali namun tidak lah banyak seperti sebelum Booming batu akik apalagi ketika Booming Batu akik. Ketika penulis survey lapangan kemaren untuk kepentingan penelitian penulis, para agen mengatakan jika sekarang ini pasar masih sepi dan belum stabil. Karena itu lah mereka hanya memesan 1 kodi/ 2kodi aja dalam 1 bulan.
11 Agustus 2017