-->

sosmed footer

Recent Comments

Budaya Minangkabau yang Semakin Hari Semakain Di Lupakan | Budaya


[caretet] Budaya Minangkabau merupakan sebuah budaya yang ada di Negara Indonesia dan Malaysia. Minangkabau sendiri merupakan sebuah budaya yang berpanutan kepada ajaran Agama Islam, mulai dari cara berpakaian sampai dengan cara berinteraksi dengan sesama.

    Agama Islam adalah agama yang di anut oleh seluruh Masyarakat Minangkabau. Hal ini telah ditetapkan semenjak agama Islam di anut oleh nenek moyang mereka pada zaman dahulu. Jika ada masyarakat Minangkabau yang keluar dari agama Islam maka dia akan dikatakan keluar dari Masyarakat Minangkabau, atau dalam istilahnya "dibuang sapanjang adat".

    Belakangan ini jika kita melihat kedalam Masyarakat Minangkabau, sudah banyak sekali terjadi perubahan-perubahan yang sangat besar. Mulai dari bagaimana mereka menyikapi Agama Islam yang menjadi dasar dari Budaya Minagkabau sampai dengan cara mereka berinteraksi dengan masyarakat di sekitar mereka. Dan ini semua berkaitan erat dengan generasi muda mereka yang pada saat sekarang ini sudah mulai tidak mempedulikan lagi bagaimana Budaya yang baik itu harus di Lestarikan.

Baca Juga:


    Mungkin akan banyak dari para pembaca yang akan mengkritisi tulisan penulis, akan tetapi penulis hanyalah ingin mengingatkan masyarakat minang yang tersebar di seluruh Indonesia atau yang ada di seluruh dunia.

    Pada saat sekarang ini banyak mereka yang mengaku sebagai Masyarakat Minangkabau, akan tetapi kebiasaan-kebiasaan dalam adat Minangkabau sudah banyak yang mereka lupakan. Seperti beberapa hal berikut ini :

Pertama mengenai Anak-anak di ajarkan mengaji di Surau atau Mushala agar memahami isi kandungan Al-Qur'an
    Sekarang ini dengan perkembangan waktu, untuk belajar mengaji tidak lagi diharuskan di ke Surau akan tetapi pada saat sekarang ini sudah ada tempat khusus mengaji seperti MDA. Namun apakah menurut pembaca yang memiliki wawasan tinggi apakah hal tersebut efektif?

    Sebenarnya, Nenek Moyang orang Minangkabau pada zaman dahulu mengajarkan anak-anak mereka untuk belajar mengaji di Surau agar anak-anak mereka lebih fokus dalam mengaji, karena Surau juga merupakan tempat beribadah. Sebenarnya Surau sama halnya dengan Masjid, hanya saja perbedaan antara Surau dengan Masjid adalah luas bangunannya. Biasanya Masjid akan lebih luas dari pada Surau.

    Dilain sisi tujuannya adalah agar anak-anak mereka terlatih untuk melaksanakan Sholat 5 waktu. Karena jika sudah di belajar mengaji di Surau, tentu tidak mungkin untuk tidak mengikuti sholat berjamaah di sana. Beda halnya dengan belajar mengaji di MDA, jika MDA nya dekat dengan Surau kemungkinan besar anak-anak memang akan ikut Sholat Berjama'ah. Namun jika MDA nya berjauhan dengan Masjid atau Surau apakah anak-anak tersebut akan ikut Sholat berjama'ah?

Baca Juga:


    Memang apabila kita lihat secara sekilas, sistem yang dilakukan nenek moyang zaman dahulu adalah bersifat paksaa. Walaupun hal itu dilakukan anak-anak secara terpaksa, akan tetapi hal itu akan lebih baik untuk masa depan anak-anak.

    Ambilah sisi positifnya dari ajaran Nenek moyang zaman dahulu, dari pada kita mengikuti trend masa sekarang yang semakin hari semakin menjauh dari tujuan utama yang akan kita kerjakan.

Kedua mengenai peran seorang mamak
    Belakangan ini peran seorang mamak di Minangkabau sudah seperti menghilang ditelan bumi. Kamanakan ba kecek kamanakan, nan mamak ba kecek mamak itu lah istilah yang terjadi pada saat sekarang ini. Tidak adanya kepedulian seorang mamak terhadap kemenakannya.

    Mamak merupakan sebutan bagi saudara kandung ibu yang laki-laki, peran mamak dalam melestarikan budaya Minangkabau sangatlah penting. Apa bila peran mamak sudah tidak ada, maka para kemenakannya tentu tidak akan mengetahui ajaran-ajaran adat istiadat yang ada di Minangkabau. dan hal ini lah yang terjadi pada Masyarakat minangkabau pada saat sekarang ini.

Ketiga mengenai Etika antar sesama manusia
    Dalam adat minang kabau ada istilah kato mandaki, kato manurun, kato malereng, dan kato mandata. Sekarang nilai-nilai adat ini sudah banyak tidak diterapkan oleh kebanyakan masyarakat minangkabau. Yang kecil tidak menghormati lagi yang dewasa, yang dewasa tidak ada lagi peduli dan menyayangi yang kecil. Itu lah ironi yang dihadapi Masyarakat Minangkabau pada saat sekarang ini.

    Kebanyakan dari mereka hanya mempedulikan diri masing-masing dan sudah jauh dari ajaran adat dan agama. Semoga saja dengan artikel ini, Masyarakat minangkabau dapat tersadar untuk kembali menjalankan syari'at-syari'at adat dan agama.

Jika ada kata-kata yang berada tidak pada tempatnya penulis mohon maaf. Dan jika ada yang tersinggung penulis pun juga minta maaf. Penulis hanyalah berusaha untuk menyadarkan kita masyarakat Minangkabau kembali. Penulis membahas hal ini karena penulis merupakan  orang Minangkabau yang juga ingin melestarikan budaya Minangkabau.

update 22 Agustus 2017
            
BERIKAN KOMENTAR ()