Dibagian timur Negara Indonesia terdapat salah satu suku, dimana suku ini dikenal sebagai Suku Korowai.
Pengenalan
Ya, Suku ini berada di daratan Papua yang mana jumlah populasi suku ini berkisar sekitar 3000 orang. Suku ini telah ditemukan keberadaannya sekitar 40 tahun yang lalu dibagian timur Indonesia yaitunya Papua.
Suku Korowai memiliki salah satu keunikan tersendiri, yaitu pada bangunan rumahnya berbeda dari masyarakat yang kebanyakan ada di Indonesia.
Tempat Tinggal
Rumah-rumah masyarakat suku Karowai didirikan tidak di atas tanah, melainkan didirikan di atas pohon.
Disanalah mereka tinggal dan berkeluarga seperti masyarakat pada umumnya. Namun jangan bayangkan pohon tempat mereka mendirikan rumah adalah pohon yang seperti rumah pohon pada saat sekarang ini ya.
Rumah suku Korowai disebut juga rumah tinggi, karena ketinggian rumah mereka bisa sampai 50 meter dari permukaan tanah, bayangkan jika sobat tinggal di rumah yang setinggi itu.
Dan keunikan lain dari suku Korowai adalah suku ini merupakan salah satu suku yang tidak memakai koteka didataran Papua. Seperti kita ketahui, suku-suku yang ada di papua umumnya memakai koteka.
Suku ini dahulunya suku yang tidak mengenal dunia luar selain orang-orang yang ada di daerah mereka. Sampai pada sekitar tahun 1970 barulah mereka dapat mengenal dunia luar selain daerah mereka.
Semenjak itu diantara masyarakat suku Korowai mulai pindah ke desa-desa lainnya, dan hal tersebut dimulai pada sekitar tahun 1980.
Bahasa Yang Digunakan
Bahasa yang digunakan suku Korowai adalah termasuk dalam keluarga Awyu-Dumut atau Papua tenggara dan merupakan bagian dari filum Trans-Nugini. Untuk tata bahasa yang mereka gunakan sudah di translate oleh salah seorang misionaris Belanda.
Lalu kenapa suku ini juga dikenal sebagai suku kanibal?
Sebelum mereka mengenal dunia luar, suku Korowai memiliki kebiasaan memakan daging manusia atau yang sering kita sebut dengan Kanibal.
Namun kebiasaan ini sedikit demi sedikit sudah mereka tinggalkan, dan untuk diketahui mereka pun tidak memakan sembarangan daging manusia. Sebab, kebiasaan ini dilakukan jika ada manusia yang melanggar aturan yang ada pada keperayaan mereka.
Contohnya, jika ada orang yang menjadi tukang sihir atau khuakhua. dan apabila terbukti hal tersebut maka orang tersebut akan diadili dengan cara dibunuh dan dimakan.
Biasanya anggota tubuh dari khuakhua yang sudah dibunuh akan dibagikan kepada semua warga mereka. serta otak khuakhua tersebut akan dimakan oleh mereka selagi hangat. dan orang yang membunuh khuakhua berhak untuk menyimpan tulang tengkoraknya.
Kesimpulannya, tradisi memakan daging manusia yang dilakukan masyarakat suku Korowai karena merupakan sistem peradilan mereka. Dan bukan membunuh manusia untuk memenuhi hawanafsu makan mereka.
Biasanya setelah angota tubuh khuakhua habis mereka akan kembali kerumah tinggi dan memukul-mukul dinding rumah mereka dengan kayu sambil menyanyikan lagu.
Nah sekian dulu artikel ini, semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.
Pengenalan
Ya, Suku ini berada di daratan Papua yang mana jumlah populasi suku ini berkisar sekitar 3000 orang. Suku ini telah ditemukan keberadaannya sekitar 40 tahun yang lalu dibagian timur Indonesia yaitunya Papua.
Suku Korowai memiliki salah satu keunikan tersendiri, yaitu pada bangunan rumahnya berbeda dari masyarakat yang kebanyakan ada di Indonesia.
Tempat Tinggal
Rumah-rumah masyarakat suku Karowai didirikan tidak di atas tanah, melainkan didirikan di atas pohon.
Disanalah mereka tinggal dan berkeluarga seperti masyarakat pada umumnya. Namun jangan bayangkan pohon tempat mereka mendirikan rumah adalah pohon yang seperti rumah pohon pada saat sekarang ini ya.
Rumah suku Korowai disebut juga rumah tinggi, karena ketinggian rumah mereka bisa sampai 50 meter dari permukaan tanah, bayangkan jika sobat tinggal di rumah yang setinggi itu.
Dan keunikan lain dari suku Korowai adalah suku ini merupakan salah satu suku yang tidak memakai koteka didataran Papua. Seperti kita ketahui, suku-suku yang ada di papua umumnya memakai koteka.
Suku ini dahulunya suku yang tidak mengenal dunia luar selain orang-orang yang ada di daerah mereka. Sampai pada sekitar tahun 1970 barulah mereka dapat mengenal dunia luar selain daerah mereka.
Semenjak itu diantara masyarakat suku Korowai mulai pindah ke desa-desa lainnya, dan hal tersebut dimulai pada sekitar tahun 1980.
Bahasa Yang Digunakan
Bahasa yang digunakan suku Korowai adalah termasuk dalam keluarga Awyu-Dumut atau Papua tenggara dan merupakan bagian dari filum Trans-Nugini. Untuk tata bahasa yang mereka gunakan sudah di translate oleh salah seorang misionaris Belanda.
Lalu kenapa suku ini juga dikenal sebagai suku kanibal?
Sebelum mereka mengenal dunia luar, suku Korowai memiliki kebiasaan memakan daging manusia atau yang sering kita sebut dengan Kanibal.
Namun kebiasaan ini sedikit demi sedikit sudah mereka tinggalkan, dan untuk diketahui mereka pun tidak memakan sembarangan daging manusia. Sebab, kebiasaan ini dilakukan jika ada manusia yang melanggar aturan yang ada pada keperayaan mereka.
Contohnya, jika ada orang yang menjadi tukang sihir atau khuakhua. dan apabila terbukti hal tersebut maka orang tersebut akan diadili dengan cara dibunuh dan dimakan.
Biasanya anggota tubuh dari khuakhua yang sudah dibunuh akan dibagikan kepada semua warga mereka. serta otak khuakhua tersebut akan dimakan oleh mereka selagi hangat. dan orang yang membunuh khuakhua berhak untuk menyimpan tulang tengkoraknya.
Kesimpulannya, tradisi memakan daging manusia yang dilakukan masyarakat suku Korowai karena merupakan sistem peradilan mereka. Dan bukan membunuh manusia untuk memenuhi hawanafsu makan mereka.
Biasanya setelah angota tubuh khuakhua habis mereka akan kembali kerumah tinggi dan memukul-mukul dinding rumah mereka dengan kayu sambil menyanyikan lagu.
Nah sekian dulu artikel ini, semoga bermanfaat dan dapat menambah ilmu dan wawasan kita semua.